Surga-Nya Sang Pencipta

by 04.30 0 komentar


Lembut kukenang segalanya darinya
tangisan lepas ku lontarkan untuk menyapa 
sentuhan hangat ketika ku membuka mata
melihat indahnya dunia yang berwarna

kecupan demi kecupan terlontar padaku
entah apa yang kurasakan
hanya saja terasa nyaman

"...mamama" kataku dulu
tetapi dia mengelak
kemudian mengejaku untuk menyebutnya "IBU"

setiap langkah dia menuntunku
hingga akhirnya ku bisa berdiri dan berlari
ketika ku jatuh dia resah
ketika ku berdarah dia gelisah

Seragam lucu dia tanggalkan di badanku
terlihat senyuman indahnya
senyuman yang setiap detiknya menemani hari-hari ku

semakin beranjak dewasa 
gengsi lebih menguasaiku
hingga pelukan, kecupan, sentuhan
tak kurasakan lagi
datar terasa hambar

sebenarnya aku rindu
namun aku pun juga ragu
inginku memeluknya dari belakang erat, sangat erat
layaknya pelukan yang dia berikan setiap malam
pelukan yang dia berikan setiap tidur lelapku
dulu...

Ibu... Ibu...
Rintihku ketika menahan sakit lalu
genggaman tanganmu
butiran doa mu
buliran airmatamu
ku tak berdaya didalam rengkuhanmu

Dan pada suatu saat
ketika dia meninggalkanmu
juga meninggalkan kita
kau nampak tegar
kesedihanmu tak kau perlihatkan

Dengan cara apapun kau menghidupiku
setiap keringat yang keluar dari pori-porimu
itu anugerah bagi ku
sangat amat berkah bagiku
kau memberikan tanpa meminta imbalan

kau terlalu percaya kepadaku
bahwa aku dapat hidup mandiri
namun aku tau Ibu, 
wajah resahmu terlalu nyata
ketika ku meninggalkanmu
ketika ku jauh darimu
demi menggapai apa yang aku inginkan

Wajah tua semakin menua
Seperti yang dikatakan mereka
mereka menyebutnya tetap surga dunia

Tulus Ikhlas tiada Batas...

Tulus kau berikan pelukan hangat
ketika ku merasa sepi
Ikhlas kau berikan semuanya
ketika ku merasa membutuhkan segalanya
tiada batas kau dengan sabar menghadapi duri dunia

Ibu...
Aku datang kembali kepadamu
ampuni aku dengan kesibukanku
sehingga melupakan waktu bersamamu

Ibu..
Dosakah aku selama ini kepadamu?
aku hanyalah hamba yang senantiasa merepotkanmu
aku yang tercipta sebagai amanahmu
sudah kau didik penuh doa dan usahamu

Ibu...
Kaulah wanita bijaksana yang mengajariku makna kehidupan
Wanita kuat yang selalu menjagaku setiap saat
serta tak akan pernah ada kata menyerah

Hanya kata maaf yang dapat terlontar
Maafkan aku yang pernah melukaimu
maafkan aku yang senantiasa mengecewakanmu
Maafkan aku yang sampai saat ini 
belum bisa memberi kebahagiaan itu Ibu

Dan sampai mati pun aku akan selalu percaya
Bahwa kasih sayangmu itu kekal nan abadi






"...Untuk salah satu bidadari serta pahlawan yang sengaja Allah berikan untuk ku,
Ibu..." ~ Yunita Anjarsari

NITA A SARI

Developer

Monggo komen .

0 komentar:

Posting Komentar