Surga-Nya Sang Pencipta
Lembut kukenang segalanya darinya
tangisan lepas ku lontarkan untuk menyapa
sentuhan hangat ketika ku membuka mata
melihat indahnya dunia yang berwarna
kecupan demi kecupan terlontar padaku
entah apa yang kurasakan
hanya saja terasa nyaman
"...mamama" kataku dulu
tetapi dia mengelak
kemudian mengejaku untuk menyebutnya "IBU"
setiap langkah dia menuntunku
hingga akhirnya ku bisa berdiri dan berlari
ketika ku jatuh dia resah
ketika ku berdarah dia gelisah
Seragam lucu dia tanggalkan di badanku
terlihat senyuman indahnya
senyuman yang setiap detiknya menemani hari-hari ku
semakin beranjak dewasa
gengsi lebih menguasaiku
hingga pelukan, kecupan, sentuhan
tak kurasakan lagi
datar terasa hambar
sebenarnya aku rindu
namun aku pun juga ragu
inginku memeluknya dari belakang erat, sangat erat
layaknya pelukan yang dia berikan setiap malam
pelukan yang dia berikan setiap tidur lelapku
dulu...
Ibu... Ibu...
Rintihku ketika menahan sakit lalu
genggaman tanganmu
butiran doa mu
buliran airmatamu
ku tak berdaya didalam rengkuhanmu
Dan pada suatu saat
ketika dia meninggalkanmu
juga meninggalkan kita
kau nampak tegar
kesedihanmu tak kau perlihatkan
Dengan cara apapun kau menghidupiku
setiap keringat yang keluar dari pori-porimu
itu anugerah bagi ku
sangat amat berkah bagiku
kau memberikan tanpa meminta imbalan
kau terlalu percaya kepadaku
bahwa aku dapat hidup mandiri
namun aku tau Ibu,
wajah resahmu terlalu nyata
ketika ku meninggalkanmu
ketika ku jauh darimu
demi menggapai apa yang aku inginkan
Wajah tua semakin menua
Seperti yang dikatakan mereka
mereka menyebutnya tetap surga dunia
Tulus Ikhlas tiada Batas...
Tulus kau berikan pelukan hangat
ketika ku merasa sepi
Ikhlas kau berikan semuanya
ketika ku merasa membutuhkan segalanya
tiada batas kau dengan sabar menghadapi duri dunia
Ibu...
Aku datang kembali kepadamu
ampuni aku dengan kesibukanku
sehingga melupakan waktu bersamamu
Ibu..
Dosakah aku selama ini kepadamu?
aku hanyalah hamba yang senantiasa merepotkanmu
aku yang tercipta sebagai amanahmu
sudah kau didik penuh doa dan usahamu
Ibu...
Kaulah wanita bijaksana yang mengajariku makna kehidupan
Wanita kuat yang selalu menjagaku setiap saat
serta tak akan pernah ada kata menyerah
Hanya kata maaf yang dapat terlontar
Maafkan aku yang pernah melukaimu
maafkan aku yang senantiasa mengecewakanmu
Maafkan aku yang sampai saat ini
belum bisa memberi kebahagiaan itu Ibu
Dan sampai mati pun aku akan selalu percaya
Bahwa kasih sayangmu itu kekal nan abadi
"...Untuk salah satu bidadari serta pahlawan yang sengaja Allah berikan untuk ku,
Ibu..." ~ Yunita Anjarsari
0 komentar:
Posting Komentar